Istilah nelayan merupakan Orang-orang yang Hari-harinya bekerja meringkus ikan Alias (biota) dan yang hidup di dasar laut, Maupun di permukaan perairan. Di peraiaran yang menjadi daerah tempatnya beraktifitas para nelayan. Di Neagra-negara berkembang semacam di asia tenggara dan juga afrika, Sekarang tetap banayak Nelayan-nelayan yang memakai peralatan yang sangat sederhana dalam meringkus ikan.
Nah.. bagi Nelayan-nelayan di Negara-negara maju juga tetap memakai peralatan modern dan juga memakai kapal yang besar dengan di lengkapi dengan Peralatan-peralatan canggih. Tidak memperpanjang Kata-kata lansung saja kami ke inti postingan ini yaitu Kumpulan Puisi Mengenai Nelayan.
Kumpulan Puisi Mengenai Nelayan Semacam berikut di bawah ini.
Nelayan Tidak Lagi Mengeluh
Bergulung ombak dengan keras
Memecah batu karang di batas
Biarkan buih mengalir lepas
Menuju laut lepas
Disini aku berdiri tegak
Tiada maksud untuk bergalak
Aku hanya ikut bersemarak
Riuh tawa nelayan kelak
Ikan Cumi-cumi kepiting dan udang
Rutin ikut turut mengundang
Di santap saat bersuka dan berdendang
Itulah hasil lautku yang segudang
Nelayan tidak lagi mengeluh
Walau kian susah melempar sauh
Tak terhitung mengalir peluh
BBM Tetap melambung jauh
Cintaku tidak sempat cukup
Menonton nelayan tanganya menangkup
Hanya angin yang tergantang
Lepas bersama kabut yang menantang
Allah pemilik kehidupan
Jangan kau hembuskan badai topan
Sebab mereka nyaris tidak makan
Dan tidak tahu kemana membangun harapan
Sang Nelayan Pencari Nafkah
Harapan putih pasir pantai
Menyengat tapak kaki tidak beralas
Nyiur lambaian kelapa menyapa
Sang pencari nafkah bergegas ke laut lepas
Di sambut ombak yang berkejar menerjang sampan
Kokoh tekat sang pencari nafkah
Tak peduli ombak dna karang menerjang
Demi ibadah yang berkah
Wahai sahabatku sang nelayan pencar nafkah
Berguruku pada semangatmu
Berkacaku pada tekat ibadahmu
Sekecil apapun hasil
Engkau terima tampa mengeluh
Engkau nikmati dan mensyukuri
Banggaku menyebutmu seorang guru
Guru dalam kehidupan
Mengais nafkah yang berkah
Tampa butuh mengemis apa lagi berbuat bengis
Engkaulah yang mengerti pengertian berkat dan nafkah
Nelayan Tua
Angin laut berhembus lembut
Bersenandung merdu
Menandaskan kisah
Keluh kesah mencri nafkah
Yang berjuang tampa mengharap sedekah
Menerjang ombak menantang maut
Demi mendapat sekeranjang harta
Harta amis yang sangat berharga
Sebagai penyambung nyawa keluarga
Yang setia di peraduan
Senantiasa menantikan dan ber do'a
Untuk keselamatan dan kelencaran
Demi mereka engkau rela taruhkan nyawa
Mengharap semuanya
Senyum iklas membikinmu tersanjung
Sang nelayan tua penakluk lautan
Nelayan
Rakit melampai sopan
Di iringi perahu papan
Dengan nahkoda berpakaian hitam
Membela laut menuju harapan
Hujan dan panas menjadi kawan setia
Gelombang dan angin menjadi hiburan
Demi andalan yang setumpuk
Memperoleh ikan dan udang
Demi anak istri yang menanti
Wahai Nelayan...
Menjalankan kerja dengan iklas
Menolong para konglomerat mengisi perut
Yang tidak sempat brontak dan protes
Demi hidupb yang tidak kunjung membaik
Di dani hidup yang Berpas-pasan
Untuk Seorang Nelayan
Berlari dalam gelisah menerjang badai
Engkau tahu andalan belum sirna
Sempatkah kau menatap awan lagi
Tak kala debur ombak tetap meneriakkan asa
Engkau bertarung bersama tentara kecil dan besar
Basah kuyup tertepa laut asin
Menyatu dengan peluh dan rintih
Berdiri sendiri...
Di bawah layar terkembang
Wahai samudra kaulah tinta bagi hidupya
Ceritakanlah kembali Hari-harinya dalam sonata yang indah
Dalam simponi ombak yang meliuk kesana kemari
kau pentaskan suatu panggung abadi
Terbukti Sungguh...
Aku tidak sabar menanti dan menantikannya
Tak lupa pula lengkungan senyumnya
Berlangsung sabar menyisir teluk senja
Saat matahari beristirahat sejenak dari pekerjaanya
Siapakah namamu yang sebetulnya
Bermain dengan dadu tuhan di neraka dunia
Di tempat yang dalam sedalam gubuk hades
Dan tempat yang gelap, Segelap hati yng tidak tenang
Sudah ku baca ceritamu
Sudah kulukis kisahmu
Samudrapun kehabisan tinta untuk merangkumkan hidupmu
Kini ku sadari....
Hidup tidak rutin semanis madu
Terkadang seasin ombak laut yang menerjang batu

Nah.. bagi Nelayan-nelayan di Negara-negara maju juga tetap memakai peralatan modern dan juga memakai kapal yang besar dengan di lengkapi dengan Peralatan-peralatan canggih. Tidak memperpanjang Kata-kata lansung saja kami ke inti postingan ini yaitu Kumpulan Puisi Mengenai Nelayan.
Kumpulan Puisi Mengenai Nelayan Semacam berikut di bawah ini.
Nelayan Tidak Lagi Mengeluh
Bergulung ombak dengan keras
Memecah batu karang di batas
Biarkan buih mengalir lepas
Menuju laut lepas
Disini aku berdiri tegak
Tiada maksud untuk bergalak
Aku hanya ikut bersemarak
Riuh tawa nelayan kelak
Ikan Cumi-cumi kepiting dan udang
Rutin ikut turut mengundang
Di santap saat bersuka dan berdendang
Itulah hasil lautku yang segudang
Nelayan tidak lagi mengeluh
Walau kian susah melempar sauh
Tak terhitung mengalir peluh
BBM Tetap melambung jauh
Cintaku tidak sempat cukup
Menonton nelayan tanganya menangkup
Hanya angin yang tergantang
Lepas bersama kabut yang menantang
Allah pemilik kehidupan
Jangan kau hembuskan badai topan
Sebab mereka nyaris tidak makan
Dan tidak tahu kemana membangun harapan
Sang Nelayan Pencari Nafkah
Harapan putih pasir pantai
Menyengat tapak kaki tidak beralas
Nyiur lambaian kelapa menyapa
Sang pencari nafkah bergegas ke laut lepas
Di sambut ombak yang berkejar menerjang sampan
Kokoh tekat sang pencari nafkah
Tak peduli ombak dna karang menerjang
Demi ibadah yang berkah
Wahai sahabatku sang nelayan pencar nafkah
Berguruku pada semangatmu
Berkacaku pada tekat ibadahmu
Sekecil apapun hasil
Engkau terima tampa mengeluh
Engkau nikmati dan mensyukuri
Banggaku menyebutmu seorang guru
Guru dalam kehidupan
Mengais nafkah yang berkah
Tampa butuh mengemis apa lagi berbuat bengis
Engkaulah yang mengerti pengertian berkat dan nafkah
Nelayan Tua
Angin laut berhembus lembut
Bersenandung merdu
Menandaskan kisah
Keluh kesah mencri nafkah
Yang berjuang tampa mengharap sedekah
Menerjang ombak menantang maut
Demi mendapat sekeranjang harta
Harta amis yang sangat berharga
Sebagai penyambung nyawa keluarga
Yang setia di peraduan
Senantiasa menantikan dan ber do'a
Untuk keselamatan dan kelencaran
Demi mereka engkau rela taruhkan nyawa
Mengharap semuanya
Senyum iklas membikinmu tersanjung
Sang nelayan tua penakluk lautan
Nelayan
Rakit melampai sopan
Di iringi perahu papan
Dengan nahkoda berpakaian hitam
Membela laut menuju harapan
Hujan dan panas menjadi kawan setia
Gelombang dan angin menjadi hiburan
Demi andalan yang setumpuk
Memperoleh ikan dan udang
Demi anak istri yang menanti
Wahai Nelayan...
Menjalankan kerja dengan iklas
Menolong para konglomerat mengisi perut
Yang tidak sempat brontak dan protes
Demi hidupb yang tidak kunjung membaik
Di dani hidup yang Berpas-pasan
Untuk Seorang Nelayan
Berlari dalam gelisah menerjang badai
Engkau tahu andalan belum sirna
Sempatkah kau menatap awan lagi
Tak kala debur ombak tetap meneriakkan asa
Engkau bertarung bersama tentara kecil dan besar
Basah kuyup tertepa laut asin
Menyatu dengan peluh dan rintih
Berdiri sendiri...
Di bawah layar terkembang
Wahai samudra kaulah tinta bagi hidupya
Ceritakanlah kembali Hari-harinya dalam sonata yang indah
Dalam simponi ombak yang meliuk kesana kemari
kau pentaskan suatu panggung abadi
Terbukti Sungguh...
Aku tidak sabar menanti dan menantikannya
Tak lupa pula lengkungan senyumnya
Berlangsung sabar menyisir teluk senja
Saat matahari beristirahat sejenak dari pekerjaanya
Siapakah namamu yang sebetulnya
Bermain dengan dadu tuhan di neraka dunia
Di tempat yang dalam sedalam gubuk hades
Dan tempat yang gelap, Segelap hati yng tidak tenang
Sudah ku baca ceritamu
Sudah kulukis kisahmu
Samudrapun kehabisan tinta untuk merangkumkan hidupmu
Kini ku sadari....
Hidup tidak rutin semanis madu
Terkadang seasin ombak laut yang menerjang batu